BKI Asli
Nggak Ya??????????
Sebagai mahasiswa jurusan bimbingan konseling islam, terkadang
timbul banyak pertanyaan. Diantaranya adalah tentang keilmuan bimbingan
konseling islam tersebut. Apakah bimbingan konseling islam itu adalah keilmuan
bimbingan konseling yang disangkut pautkan dengan islam, ataukah memang ada
keilmuan bimbingan konseling islam. Melihat keresahan dari mahasiswa bimbingan
konseling islam maka divisi intelektual himpunan mahasiswa program studi
bimbingan konseling islam UIN Sunan Kalijaga mempersembahkan suatu diskusi yang
akan menguak misteri keilmuan bimbingan konseling islam dibalik hanya sekedar
islamisasi bimbingan konseling. Diskusi ini dikemas dalam suatu program yang
disebut discouns (Discussion of Islamic Counseling). Berhasil diselenggaran
pada hari senin tanggal 26 Februari 2018 pada pukul 15.30 di loby Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga.
Diskusi yang bersifat terbuka untuk mahasiswa jurusan bimbingan
konseling islam di UIN Sunan Kalijaga merupakan diskusi yang bersifat dari
kita, oleh kita, dan untuk kita. Maka tulisan ini merupakan hasil pemikiran dari
para peserta dalam discouns tersebut. Tak ada yang kami benarkan dan tak
ada yang kami salahkan, karena ini hanya untuk sedikit menjawab atas pertanyaan
yang selama ini mahasiswa bimbingan konseling islam pertanyakan.
Diskusi dimulai dengan melihat sejarah bimbingan konseling, jika di
Indonesia bimbingan konseling bisa kita temukan sekitar tahun 1985. Jauh sebelum
Indonesia mengenal bimbingan konseling, dunia barat sudah mengenal konseling. Dunia
barat memperkenalkan konseling sebagai ilmu dari psikologi. Maka tidak
mengherankan jika psikologi dan konseling saling berkaitan, karena memang
psikologi adalah induk dari konseling.
Jika kita melihat sejarah yang lebih jauh lagi, dalam beberapa
jurnal yang membahas bimbingan konseling islam maka tidak akan lepas dari peran
Rasulullah SAW. Banyak disebutkan bahwa Nabi juga bisa disebut sebagai orang
yang pernah melakukan konseling. Seperti contoh saat ada pemuda yang datang
kepada Rasulullah dan meminta Rasulullah untuk mengizinkan ia untuk berzina,
dalam ucapannya Nabi tidak langsung melarang namun memberikan pilihan yang pada
akhirnya si pemuda ini yang akan memilih apakah ia akan berzina atau tidak. Hal
ini hampir sama dengan konseling yang memang tidak memberikan solusi, namun
klien yang akan menemukan solusinya sendiri untuk memecahkan masalahnya
sendiri. Hal-hal seperti ini disebut sebagai irsyadul mursyid. Namun,
dikarenakan Nabi Muhammad juga seorang Rasul, maka hal-hal yang ia lakukan
seperti contoh diatas juga bisa disebut sebagai tabligh atau dakwah Nabi.
Jika konseling memang sudah ada dari zaman Nabi yang jelas-jelas
akan menjadi bimbingan konseling islam lalu mengapa saat mahasiswa bimbingan
konseling islam belajar diperkuliahan tidak mempelajari dari sisi keislamannya
dulu. Nyatanya perkuliahan bimbingan konseling islam mempelajari ilmu-ilmu yang
muncul dari barat barulah akan disangkut pautkan dengan islam dan sumber-sumbernya
seperti Al-Qur’an dan Hadits.
Hal ini yang yang menjadi pertanyaan besar para mahasiswa bimbingan
konseling islam. Hasil dari diskusi ini didapatkan bahwa teori dalam bimbingan
konseling islam memang sangat terbatas. Jadi banyak hal yang harus mempelajari
teori barat dulu baru disangkutkan keislam. Sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan teori barat yang mana munculnya teori-teori tersebut dari para tokoh
konseling juga diawali dengan sebuah kisah atau kasus. Bedanya kisah-kisah yang
dilalui oleh para tokoh barat dilakukan suatu uji coba yang diakui sehingga
bisa diakui sebagai sebuah ilmu atau teori. Namun dalam islam kisah-kisah yang
ada tidak mudah jika akan dijadikan sebuah teori.
Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber dan landasan umat muslim di
dunia yang tidak akan berubah dan selalu akan mengikuti zaman. Ini hanyalah
petunjuk, yang mana petunjuk ini mengharuskan muslim untuk berfikir dan selalu
berfikir. Maka tidak mudah jika akan mencari teori dalam islam, seperti fiqh
yang jika akan dibaku kan aturannya maka ada yang namanya ushul fiqh. Jadi,
tidak mudah mengeluarkan teori dalam islam yang sangat paten. Disinilah mengapa
keilmuan islam sangatlah terbatas dalam mempelajari keilmuan bimbingan dan
konseling islam.
Tidak ada komentar:
Write komentar